Pengamat: Kenaikan Harga Pertamax Seharusnya Lebih Tinggi
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Energi dari Energy Watch Indonesia Mamit Setiawan menilai harga jenis dan Dex Series, serta Biosolar non-PSO (public service obligation/kewajiban pelayanan publik) belum maksimal.
Padahal, PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan minyak negara disebut-sebut masih memiliki ruang untuk mengerek harga lebih tinggi.
Menurut dia, idealnya, kenaikan harga BBM non-subsidi tersebut paling sedikit Rp1.200 per liter. Bukan Rp900 per liter seperti keputusan Pertamina. Harga itu telah memperhitungkan selisih harga Indonesian Crude Price (ICP) dalam APBN 2018 sebesar US$48 dengan harga minyak mentah dunia yang tembus US$80-US$85.
"Seharusnya, kenaikan (harga) bisa lebih tinggi lagi," ujarnya kepada , Rabu (10/10).
Mamit menduga alasan Pertamina menahan kenaikan harga tidak sampai level maksimal karena strategi bisnia. Dengan demikian, harga BBM non-subsidi milik Pertamina dapat kompetitif dengan perusahaan minyak swasta, seperti Shell dan Total, yang terlebih dulu menaikkan harga.
Pun begitu, ia menuturkan kebijakan Pertamina menaikkan harga akan mengurangi potensi rugi dari melonjaknya harga minyak mentah dunia.
"Kalau naiknya terlalu tinggi, justru Pertamina akan kehilangan konsumen karena akan banyak yang ke SPBU swasta," terang dia.
Pendapat serupa disampaikan oleh Pengamat Energi Komaidi Notonegoro. Ia menyebut rentang kenaikan harga BBM non-subsidi saat ini masih dibawah harga keekonomian. Pertamina, ia melanjutkan masih memiliki ruang kenaikan harga sekitar Rp300 - Rp500 per liter pada tiap jenis BBM-nya.
"Masih ada ruang, tapi mungkin mereka tidak bisa mengambil 100 persen, mengingat berbagai pertimbangan," kata Komaidi. Sekadar informasi, Pertamina menaikkan harga BBM jenis Pertamax dan Dex Series, serta Biosolar non-PSO mulai hari ini, Rabu (10/10) di seluruh Indonesia mulai pukul 11.00 WIB.
Di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, misalnya harga Pertamax dipatok Rp10.400 per liter atau naik dari harga sebelumnya Rp9.500 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo naik dari Rp10.700 per liter menjadi Rp12.250 per liter.
Untuk Pertamina Dex harganya naik dari Rp10.500 per liter menjadi Rp11.850 per liter. Dexlite naik dari Rp9 ribu per liter menjadi Rp10.500 per liter dan Biosolar Non-PSO sebesar Rp.9.800 per liter. (ulf/bir)
Pengamat: Kenaikan Harga Pertamax Seharusnya Lebih Tinggi
Reviewed by Syarifullah
on
5:20 AM
Rating:
No comments